Selamat Datang di Blogg Pintar Saya dan Semoga Bermanfaat

Kamis, 06 Juli 2017

Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan Bagian Daun



LAPORAN PRAKTIKUM
BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM)


Nama          : Rizki Suhertini
NIM            : 14222153


Dosen Pengampu :
Ike Apriani, M.Si


Asisten :
Abdul Roni




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Bagian tumbuhan yang umumnya berwarna hijau, dapat dikonsumsi sebagai sayur-sayuran dan dapat memberi manfaat bagi kita yang mengkonsumsinya lebih sering dikenal dengan nama daun (folium). Tidak hanya berperan bagi kita, tetapi daun juga memiliki fungsi dan peran penting untuk melangsungkan kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan itu sendiri.
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla) (Tjitrosoepomo, 2005).
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempat tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo, 2005).
Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom. Namun, dikenal juga istilah hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keping biji), profil dan lain-lain. Daun hijauberfungsi khusus utnuk fotosintesis dan biasanya terbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperileh sinar matahari dan gas CO2 (Hidayat, 1995).
Katafil adalah sisik pada tunas atau batang dibawah tanah dan berfungsi sebagai pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan. Daun pertama pada cabang lateral disebut prophlly, pada monokotil hanya ada satu helai prophlly, pada dikotil hanya ada dua helai. Hipsofil berupa berbagai jenis brake yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Kadang-kadang hipsofil berwarna cerah dan berfungsi serupa dengan mahkota bunga. Kotiledon merupak daun pertama pada pertama (Hidayat, 1995).
Pada dasarnya daun tidak dapat dianggap remeh, karena daun itu sendiri memiliki bagian-bagian yang sangat banyak dan bentuk yang bermacam-macam. Sehingga yang melatar belakangi praktikum kali ini adalah untuk mengetahui bagian-bagian daun dan bentuk daun tersebut.

B.       Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Morfologi Tumbuhan mengenai Bagian-Bagian Daun  adalah sebagai berikut :
1.      Mengenal bagain-bagian daun dengan bagian-bagian tumbuhannya.
2.      Membedakan bagain-bagian daun dengan bagian-bagian tumbuhannya.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Pengertian dan Fungsi Daun
Daun merupakan organ yang pertumbuhannya terbatas dan pada umumnya simetris dorsiventral. Pipihnya daun berkaitan dengan fungsinya dalam fotosintesis, karena dengan bentuk daun demikian maka luas daun yang terekspose sinar matahari bisa lebih luas. Daun yang dorsiventral tidak diragukan lagi hasil evolusi yang sangat panjang, akan tetapi faktor-faktor ontogenetik yang mengatur sifat tersebut belum diketahui (Amprasto, 2009).
Daun tumbuhan berbunga beragam bentuk dan ukurannya. Daun ada yang berukuran beberapa milimeter sampai lebih dari 6 kaki pada beberapa palem dan pisang; diameter daun lili air raksasa ada yang mencapai lebih dari 6 kaki.
Daun pada kebanyakan tumbuhan vaskuler merupakan organ fotosintetik utama walaupun batang hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk-bentuk daun sangat bervariasi namun biasnya terdiri atas sebuah helaian pipih dengan satu tangkai daun yang menyambungkan daun ke batang pada nodus. Monokotil dan dikotil berbeda dalam susunan urat daun, jaringan vaskuler pada daun. Sebagaian besar monokotil memiliki urat daun utama yang paralel di sepanjang halaian daun. Dikotil biasanya memiliki jejaringan urat daun utama yang bercabang-cabang (Campbell dkk, 2008).
Dalam mengidentifikasi angiospermae berdasarkan struktur para ahli taksonomi terutama bergantung pada morfologi bunga, namun mereka juga menggunakan variasi morfologi daun misalnya bentuk daun, pola percabangan urat daun dan susunan spasial daun (Campbell dkk, 2008).
Bentuk daun yang tipis melebar, warna hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah selaras dengan c
Tumbuhan mengambil zat-zat makan dari lingkungannya dan zat yang diambil (diserap) adalah zat-zat yang bersifat anorganik. Air beserta garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan, sedangkan gas asam arang (CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi timbuhan diambil dari udara melalui celah-celah yang halus yang disebut mulut daun (stomata) masuk ke dalam daun. Pengelolaan zat anorganik menjadi zat organik ini dilakukan oleh daun (sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari. Proses ini disebut dengan asimilasi (Tjitrosoepomo, 2005).
Struktur luar dan dalam daun berkaitan dengan perannya dalam proses fotosintesis dan transpirasi. Dan biasanya rata dan tipis sehingga mempermudah masuknya sinar matahari ke dalam sel. Luasnya permukaan daun juga memungkinkan terjadinya pertukaran gas (Mulyani, 2006).

B.       Bagian Daun
Daun yang lengkap mempunyai upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Contohnya pohon pisang (Musa paradisiaca L.). Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun, yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap (Tjitrosoepomo, 2005).
Upih daun atau pelepah daun (vagina) merupakan bagain daun atau memeluk batang yang berfungsi sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.),  dan memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih daun (Tjitrosoepomo, 2005).
Tangkai daun (petiolus) merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian pada posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya (Tjitrosoepomo, 2005).
Jika pada daun majemuk memiliki tiga struktur yaitu ibu tangkai daun (petiolus communis), anak daun (foliolum) dan tangkai anak daun (petiololus). Ibu tangkai daun merupakan struktur tangkai daun yang paling besar, yang langsung duduk pada batang. Anak-anak daun merupakan helaian daun yang terbagi-bagi menjadi beberapa helaian yang kecil. Setiap helaian yang kecil didukung oleh tangkai-tangkai kecil yang disebut tangkai anak daun. Ibu tankai daun (petiolus communis) merupakan tempat melakatnya anak daun dan tangkainya. Tangkai anak daun (foliolum) merupakan tempat melakatnya anak daun, umumnya berukuran pendek, hampir tidak terlihat (Rosanti, 2013).
Helain daun (lamina) terkadang digunakan orang untuk memperoleh kepastian mengenai jenis tumbuhan yang dihadapi untuk dikenal. Sifat-sifat daun yang perlu diperhatikan adalah bangunnya, ujungnya, pangkalnya, susunan tulang-menulangnya, tepinya dan daging daunnya serta permukaan atas maupun bawah daun (Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), susunan daun yang tidak lengkap dapat dilihat dari beberapa kemungkinan diantaranya :
1.    Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Lazimnya disebut daun bertangkai. Susunan daun yang demikian itulah yang banyak ditemukan. Contohnya nangka (Artocarpus integra Merr) dan mangga (Mangifera indica L.).
2.    Daun terdiri atas upuh dan helaian, daun yang demikian disebut daun berupih atau daun berpelepah seperti pada tumbuhan suku rumput misalnya padi (Oryza sativa).
3.    Daun hanya terdiri dari atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai. Sehingga helaiannya langsung melekat atau duduk pada batang. Daun ini dengan susunan seperti ini dinamakan daun duduk (Sessilis).
4.    Daun yang hanya terdiri atas tangkai saja dan dlam hal ini tangkai biasanya menjadi pipih menyerupai helaian dain, jadi merupakan delaian daun semu atau palsu yang dinamakan flodia contohnya Acacia auriculiformis A.Cunn.

C.      Bangun (bentuk) Daun (Circumscriptio)
1.    Bagian Yang Terlebar Berada di Tengah-tengah Helaian Daun
Menurut Tjitrosoepomo (2005), bangun daun seperti ini ditemukan beberapa kemungkinan yaitu :
a.     Bulat atau bundar (orbicularis) jika panjang : lebar = 1:1.
b.     Bangun perisai (peltatus), daun yang biasanya bangun bulat mempunyai tangkai daun yang tertanam pada pangkal daun melainkan pada bagian tengah helaian daun misalnya pada teratai besar.
c.     Jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu jika perbandingan panjang : lebar = 1½-2 : 1 seperti pada daun nangka.
d.    Memanjang (oblongatus) jika panjang : lebar = 2 ½-3 : 1 misalnya daun srikaya (Annona squamosa L.)
e.     Bangun lanset (lanceolatus) jika panjang : lebar = 3-5 : 1 misalnya daun kamboja (Plumiera acuminata Ait)
2.    Bagian yang Tarlebar di Bawah Tengah-tengah Helaian Daun
a.    Bangun bulat telur sunsang (obovatus) yaitu bulat seperti telur tetapi bagian yang terlebar terdepat dekat ujung daun.
b.    Bagnun jantung sunsang (obcordatus) misalnya daun sidaguri.
c.    Bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus) misalnya anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl).
d.   Bagun sudip atau bangun spatel atau solet (spathulatus) seperti bangun bulat telur terbalik tetapi bagian bawahnya memanjang.
3.    Tidak Ada Bagian yang Terlebar atau dari Pangkal Sampai Ujung Hampis Sama Lebar
a.    Bangun garis (linearis), pada penampang melintangnya pipih dan daun amat panjang.
b.    Bangun pita (ligulatus) serupa daun bangun garis tetapi lebih panjang lagi.
c.    Bangun pedang (ensiformis) seperti bangun garis tetapi daun tebal di bagian tengah dan tipis kedua tepinya.
d.   Bangun paku atau dabus (subulatus), bentuk daun hampir silinder, ujungnya runcing dan seluruh bagian kaku.
e.    Bangun jarum (acerosus) yang serupa dengan bangun paku, lebih kecil dan meruncing panjang.
D.      Ujung Daun (Apex Folii)
Menurut Tjitrosoepomo (2005), ujung daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa diantanya :
1.    Runcing (acutus), jika kedua tepi daun dari kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak dan membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90˚).
2.    Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung runcing tetapi titik pertemuan kedua tapi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga ujung daun nampak sempit, oanjang dan runcing. Contohnya daun sirsak (Annona muricata L.).
3.    Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula msih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga jumpa pada daun bangun bulat terlur terbalik, contohnya pada sawo kecik (Manilkara kauki Dub.).
4.    Membulat (rotundatus) ujung yang tumpul tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur contohnya daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.), daun teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce).
5.    Rompang (truncatus) ujung daun membentuk garis yang rata contohnya anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.).
6.    Terbelah (retusus) ujung daun yang membentuk lekukan contohnya daun sidaguri (Sida retusa L.).
7.    Berduri (mucronatus) ujung daun yang ditutup dengan suatu bagian yang runcing ke atas merupakan suatu duri contohnya daun nenas seberang (Agave sp).

E.       Pangkal Daun (Basis Folii)
Menurut Tjitrosoepomo (2005), pangkal daun (Basis Folii) dapat dibedakan menjadi runcing (acutus), meruncin (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), rompang atau rata (truncatus) dan berlekuk (emarginatus).

F.       Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venatio)
Menurut Tjitrosoepomo (2005), melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada helai daun, susunan tulangnya dapat dibedakan menjadi :
  1. Daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mirip sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu disebut bertulang menyirip. contohnya terdapat pada daun mangga (Mangifera indica L.).
  2. Daun-daun yang bertulang menjari (palminervis) merupakan  tipe tulang daun yang memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan (dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar). daun dengan susunan tulang menjari umumnya hanya terdapat pada tumbuhan berbiji belah (Dicolyledoneae). Contonya pada pepaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus communis L.) dan Kapas (Gossypium sp).
  3. Daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis). Tipe daun ini mempunyai beberapa tulang yang besar, satu ditengah yaitu yang paling besar, sedangkan lainnya mengikuti jalannya tepi daun (memencar kemudian kembali menuju ke satu arah ke ujung daun). Tipe susunan tulang daun ini umumnya dijumpai pada tumbuhan berbiji tunggal (monocotyledoneae), misalnya pada genjer (Limnocharis flava Buch), gadung (Dioscorea hispida Dennst).
  4. Daun-daun yang bertulang sejajar (rectinervis) biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita yang mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulang. Tipe susunan tulang daun yang demikian lazimnya terdapat pada tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya semua jenis rumput (Gramineae), teki-tekian (Cyperaceae).

G.      Tepi Daun (Margo Folii)
Dalam garis besarnya tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam yaitu yang rata (integer) dan yang bertoreh (divisus) (Tjitrosoepomo, 2005).
1.    Tepi Daun dengan Toreh yang Merdeka
Menurut Tjitrosoepomo (2005), tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak pula ragamnya diantaranya adalah :
a.    Bergerigi (serratus), jika sinus dan angulus sama lancipnya misalnya daun lantana ( Lantana  camara L.) .
b.    Bergerigi ganda atau rangkap (bisseratus), yaitu tepi daun  seperti diatas, tetapi angulusnya cukup  besar dan tepinya  bergerigi  lagi.
c.    Bergerigi (dentatus), jika sinus tumpul  sedangkan angulusnya  lancip misalnya daun beluntas (Pluchea indica  Less).
d.   Beringgit (crenatus),  kebalikannya bergigi. Jadi sinusnya  tajam dan  angulusnya  yang tumpul misalnya daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers)
e.    Berombak (repandus), jika sinus dan  angulus sama-sama tumpul contohnya daun air mata pengantin  (Antigonon leptopus Hook et Arn)
2.    Tepi Daun dengan Toreh-toreh yang Mempengaruhi Bentuknya
Menurut Tjitrosoepomo (2005), berdasarkan dalamnya torehan pada tepi daun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu  berlekuk (lobatus), bercangap (fissus), dan berbagi (partitus) sehingga tepi daun  dapat dibedakan berdasarkan tepinya yaitu :
a.    Berlekuk menyirip (pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan tulang daun yang menyirip contohnya daun terong (Solanum melongena  L.).
b.    Bercangap menyirip (pinnatifidus),  tepi bercangap, sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menyirip. Contonya daun keluwih (Artocarpus  communis  Forst).
c.    Berbagi menyirip (pinnatipartitus), tepi berbagi dengan susunan tulang yang menyirip misalnya daun  kenikir  (Cosmos caudatus  M.B.K).
d.   Berlekuk menjari (palmatilobus), tepi berlekuk, susunan tulang menjari. Misalnya jarak pagar (Jatropha corcos L.).
e.    Bercangap menjari (palmatefidus), jika tepinya bercangap sedang susunan tulangnya menjari. Contohnya daun jarak ( Ricinus  communis L.)
f.     Berbagi menjari (palmatipartitus), yaitu jika tepi berbagi sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menjari.

H.      Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat antara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Dibagian ini zat-zat yang diambil dari luar diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbu-tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), tebal atau tipisnya helaian dau pada hakekatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging daun. Bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang :
1.    Tipis seperti selaput (membranaceus) contohnya daun paku selaput,
2.    Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi sukup tegar.
3.    Tipis lunak (herbaceus) misalnya daun selada air (Nasturtium offcinale R. Br)
4.    Seperti parkemen (perkamentus), tipis tetapi cukup kaku misalnya daun kelapa (Cocos nucifera).
5.    Seperti kulit atau belulang (coriaceus) yaitu jika helaian daun tebal dan kaku.
6.    Berdaging (carnosus) yaitu jika tebal dan berair misalnya daun lidah buaya (Aloe sp).

I.         Permukaan Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berbeda, biasanya sisi atas tampak hijau, licin ata mengkilat jika dibangingkan dengan sisi bawah daun. Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik-sisik, rambut-rambut, duri dan lain-lain (Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), permukaan daun dapat dibedakan menjadi :
1.    Licin (leavis), dalam hal ini permukaan daut dapat kelihatan mengkilat (nitidus), suram (opacus) dan berselaput lilin (prionosus)
2.    Gundul (glober) misalnya dau jambu air (Eugenia aquea Burm.).
3.    Kasap (scaber) misalnya daun jati (Tectona grandis L.)
4.    Berkerut (rugosus) misalnya daun jambu biji (Psidium guajava)
5.    Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut tetapi kerutannya lebih besar.
6.    Berbulu (pilosus) jika bulu halus dan jarang-jarang misalnya daun tembakau (Nicotania tabacum G. Don).
7.    Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu sedemikian rupa sehingga jika diraba terasa seperti laken atau beludru.
8.    Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar.
9.    Bersisik (lepidus) misalnya sisi bawah daun durian (Durio zibethinus Murr).



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Tempat
Waktu Praktikum Morfologi Tumbuhan tentang Bagian-Bagian Daun (Folium) dilaksanakan pada hari Rabu, pada tanggal 18 November 2015 pukul 10.30-12.00 WIB. Di Laboratorium Fisika Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

B.       Alat dan Bahan
1.      Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah lup, mikroskop binokuler, pensil warna dan mistar.
2.      Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan adalah daun Bambu (Bambusa sp) daun Jagung (Zea mays), daun Cemara Kipas (Thuja orientalis), daun Bawang (Allium fistulosum), daun  Kelapa (Cocos nucifera), Talas Pelangi (Caladium bicolor), daun Tomat (Solanum lycopersicum), daun Mawar (Rosa sp) dan Eforbia (Euphorbia milli).

C.      Cara Kerja
Bahan yang akan diamati bagian-bagian daunnya adalah daun Bambu (Bambusa sp), daun Jagung (Zea mays), daun Cemara Kipas (Thuja orientalis), daun Bawang (Allium fistolosum), daun  Kelapa (Cocos nucifera), Talas Pelangi (Caladium bicolor), daun Tomat (Solanum lycopersicum), daun Mawar (Rosa sp) dan Eforbia (Euphorbia milli). Lalu hasilnya dibandingkan dari semua bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut.
Setelah dapat menentukan bagian-bagian dari setiap daun tersebut maka gambar daun tersebut dan tunjukan bagian-bagiannya seperti vagina, petiolus dan lamina.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
Tabel 1. Pengamatan Bagian-bagian Daun
No
Nama Daun dan Gambar Daun
Keterangan
1.
 Daun Tomat
 (Solanum lycopersicum)
1.     Jenis daun : Daun Bertangkai
2.     Bangun daun : Jorong (ovalis)
3.     Pangkal daun : Membulat (rontundatus)
4.     Ujung daun : Meruncing (acuminatus)
5.     Daging daun : Tipis seperti kertas (papyraceus)
6.     Pertulangan daun : Menyirip.
7.     Warna daun : Hijau
8.     Permukaan daun : Berbulu (pilosus)
9.     Tepi daun : Bertoreh (divisus)
2.
Mawar
(Rosa sp)
1.    Jenis daun : Daun Bertangkai
2.     Bangun daun : Jorong (ovalis)
3.     Pangakal daun : Membulat (rontundatus)
4.     Ujung daun : Meruncing (acuminatus)
5.     Daging daun : Tipis seperti kertas (papyraceus)
6.     Pertulangan daun : Menyirip.
7.     Warna daun : Hijau
8.     Permukaan daun : Berbulu (pilosus)
9.     Tepi daun : Bertoreh (divisus)
3.
Daun Eforbia
(Euphorbia milli)
1.     Jenis daun : Daun Bertangkai
2.     Bangun daun : Memanjang (oblongus)
3.     Pangkal daun : Membulat (rontundatus)
4.     Ujung daun : Terbelah (retusus)
5.     Daging daun : Berdaging (carnosus)
6.     Pertulangan daun : Menyirip.
7.     Warna daun : Hijau
8.     Permukaan daun : Berkerut (rugosus)
9.     Tepi daun : Rata (integer)
4.
Daun Bawang
(Allium fistulosum )
1.    Jenis daun : Daun Berupih
2.     Bangun daun : Bangun pita (ligulstus)
3.     Pangkal daun : Rata (truncatalis)
4.     Ujung daun : Runcing  (acutus)
5.     Daging daun : Tipis seperti lunak (herbaceus)
6.     Pertulangan daun : Sejajar (rectinervis)
7.     Warna daun : Hijau
8.     Permukaan daun : Licin (leavis)
9.     Tepi daun : Rata (integer)
5.
Talas Pelangi
(Colcousia esculenta)
1.     Jenis daun : Daun Sempurna
2.     Bangun daun : Perisai (peltatus)
3.     Pangkal daun : Terbelah atau berlekuk  (emarginatus)
4.     Ujung daun : Meruncing (acuinatus)
5.     Daging daun : Tipis seperti kertas (papyraceus)
6.     Pertulangan daun : Melengkung (carvinervis)
7.     Warna daun : Hijau, kemerahan
8.     Permukaan daun : Licin (leavis)
9.     Tepi daun : Rata (integer)
6.
Cemara Kipas
(Casuarina equisatifolia)
1.     Jenis daun : Daun Bertangkai
2.     Bangun daun : Jarum (acerosus)
3.     Pangkal daun : Tidak diketahui
4.     Ujung daun : Tidak diketahui
5.     Daging daun : Berdaging (cornosus)
6.     Pertulangan daun : Menjari (palminervis)
7.     Warna daun : Hijau.
8.     Permukaan daun : Bersisik (lepidatus)
9.     Tepi daun : Bertoreh (divisus)
7.
Daun Kelapa
(Cocos nucifera)
1.     Jenis daun : Daun Sempurna
2.     Bangun daun : Bangun Pita (ligulstus)
3.     Pangkal daun : Rata (truncatalis)
4.     Ujung daun : Runcing (acutus)
5.     Daging daun : Kaku (perkamenteus)
6.     Pertulangan daun : Sejajar (rectinervis)
7.     Warna daun : Hijau.
8.     Permukaan daun : Licin (leavis)
9.     Tepi daun : Rata (integer)
8.
Daun Bambu
(Bambusa sp)
1.     Jenis daun : Daun Sempurna
2.     Bangun daun : Memanjang  (acuminatus)
3.     Pangkal daun : runcing (acutus).
4.     Ujung daun : Runcing (acutus)
5.     Daging daun : Tipis seperti kertas (papyraceus)
6.     Pertulangan daun : Sejajar (rectinervis)
7.     Warna daun : Hijau.
8.     Permukaan daun : Berbulu (pilosus)
9.     Tepi daun : Rata (integer)
9.
Daun Jagung
(Zea mays)
1.     Jenis daun : Daun Sempurna
2.     Bangun daun : bangun pita (ligulstus)
3.     Pangkal daun : tumpul (obtosus)
4.     Ujung daun : Runcing (acutus)
5.     Daging daun : Tipis seperti kertas (papyraceus)
6.     Pertulangan daun : Sejajar (rectinervis)
7.     Warna daun : Hijau.
8.     Permukaan daun : Berbulu (pilosus)
9.     Tepi daun : Rata (integer)

B.       Pembahasan
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja berfungsi sebagai alat  untuk proses resorbsi, asimilasi, transpirasi dan respirasi pada tumbuhan itu sendiri (Tjitrosoepomo, 2005).
Praktikum kali ini akan mengamati sembilan jenis daun dengan aspek pengamatan janis daun, bangun daun, pangkal daun, ujung daun, daging daun, pertulangan daun, warna daun, permukaan daun dan tepi daun.  Daun yang akan diamati adalah daun Bambu (Bambusa sp) daun Jagung (Zea mays), daun Cemara Kipas (Casuarina equisatifolia), daun Bawang (Allium fistolosum), daun  Kelapa (Cocos nucifera), Talas Pelangi (Colocausia esculanta), daun Tomat (Solanum lycopersicum), daun Mawar (Rosa sp) dan Eforbia (Euphorbia milli).
Daun yang pertama yang akan dibahas adalah daun Tomat (Solanum lycopersicum). Daun Tomat termasuk jenis daun bertangkai yaitu daun yang hanya memiliki tangkai dan daun saja. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo (2005), mengungkapkan bahwa daun bertangkai adalah daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helainya saja.
Bangun daun Tomat adalah jorong (ovalus) dengan perbandingan 1:2. Pangkal daunnya  membulat (rontundatus), ujung daunnya yang meruncing (acuminatus), daging daun  yang tipis seperti kertas (papyraceus) dengan pertulangan daun  yang menyirip. Warna dari daun itu sendiri adalah berwarna hijau, permukaan daunnya nampak berbulu (pilosus) dan tepi daunnya bertoreh (divisus).
Daun kedua yang diamati adalah daun Mawar (Rosa sp) yang termasuk daun bertangkai karena hanya terdiri dari tangkai dan helai daun saja. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo (2005), mengungkapkan bahwa daun bertangkai adalah daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helainya saja.
Bangun daun Mawar adalah jorong (ovalis), pangkal daunnya membulat (rontundatus), dan ujung daunnya meruncing (acuminatus).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), daun meruncing jika pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing.
Mawar memiliki daging daun yang tipis seperti kertas (papyraceus), pertulangan daunnya menyirip dengan warna daunnya hijau, permukaan daun yang berbulu (pilosus) dan tepi daun yang bertoreh (divisus).
Daun yang ketiga adalah daun Eforbia (Euphorbia milli) yang termasuk jenis daun bertangkai karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo (2005), mengungkapkan bahwa daun bertangkai adalah daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helainya saja.
 Bangun dari daun Eforbia adalah memanjang (oblongus)  dengan pangkal daun yang membulat (rontundatus) dan ujung daun yang tampak terbelah (retusus) jika diamati lebih rinci. Daging daunnya termasuk daun yang berdaging (carnosus) karena tebal dan berair. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo (2005), mengungkapkan bahwa daun yang berdaging jika daunnya tebal dan berair.
Mawar memiliki pertulangan daun yang menyirip dengan daunnya yang berwarna hijau, permukaan daun yang berkerut (rugosus) dan tepi daunnya yang rata (integer).
Daun yang keempat adalah daun Bawang (Allium fistulosum) yang termasuk jenis daun berupih atau berpelepah karena hanya terdiri dari helai dan  upih saja. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo (2005), mengungkapkan bahwa daun berupih atau berpelepah adalah jika daun terdiri atas upih dan helaian saja.
Bangun daun yang dimiliki oleh daun Bawang adalah bangun pita (ligulstus) karena bentuknya yang panjang dan jika dari penampang melintangnya pipih nampak seperti pita, pangkal daun dari daun ini adalah rata (truncatalis) dengan ujung daun yang runcing (acutus).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), daun runcing jika kedua tepi daun kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90˚).
Daun Bawang miliki daging daun tipis seperti lunak (herbaceus), bertulangan daun sejajar (rectinervis), daunnya yang berwarna hijau, permukaan daunnya licin (leavis) dan tepi daunnya rata (integer).
Daun yang kelima adalah daun talas pelangi (colocausia esculanta) yang termasuk jenis daun sempurna karena terdiri atas helaian, tangkai dan pelapah atau upih. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo (2005), mengatakan bahwa daun sempurna adalah daun yang terdiri upih atau pelepah, tangkai dan helaian daun.
Talas Pelangi memiliki bangun daun perisai (peltatus), pangkal daun terbelah atau berlekuk  (emarginatus), ujung daun yang meruncing (acuinatus), daging daun tipis seperti kertas (papyraceus), pertulangan daun  melengkung (carvinervis), permukaan daun licin (leavis), tepi daunnya rata (integer) dan mimiliki dua warna yaitu warna hijau dan kemerahan pada tengah daun.
Daun keenam adalah daun Cemara Kipas (Casuarina equisatifolia) yang termasuk jenis daun bertangkai karena terdiri dari tangkai dan helai daun. Bangun daunnya jarum (acerosus) kerena serupa bangun paku yang lebih kecil dan meruncing panjang. Pangkal daun dan ujung daunnya tidak diketahui. Daunnya yang berdaging (cornosus), tepi daunnya bertoreh (divisus), pertulangan daun yang menjari (palminervis) dan permukaan daun bersisik (lepidatus) serta tentunya daunyang berwarna hijau.
Daun yang ketujuh adalah daun Kelapa (Cocos nucifera) yang memiliki daun yang sempurna karena terdiri dari helai, tangkai dan upih. Bangun daunnya berbentuk pita (ligulstus), pangkal daunnya rata (truncatalis), ujung daunnya runcing (acutus), daging daunnya kaku (perkamenteus), pertulangan daun yang sejajar (rectinervis), permukaan daunnya licin (leavis), tepi daunnya rata (integer) dan daun yang berwarna hijau.
Daun yang kedelapan adalah daun Bambu (Bambusa sp) yang memiliki daun yang sempurna karena memiliki helaian, tangkai dan pelepah daun. Bangun daunnya memanjang  (acuminatus) dengan pangkal dan ujung daun yang runcing (acutus), daging daunnya tipis seperti kertas (papyraceus) dengan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis), permukaan daunnya berbulu (pilosus), tepi daun rata (integer) dan warna daunnya yang hijau.
Daun yang terakhir adalah daun Jagung (Zea mays) dengan daun sempurna karena memiliki helaian, tangkai dan pelepah daun. Bangun daunnya berbentuk bangun pita (ligulstus), pangkal daunnya tumpul (obtosus), ujung daun yang runcing (acutus) , daging daun yang tipis seperti kertas (papyraceus), pertulangan daun sejajar (rectinervis), permukaan daun berbulu (pilosus), tepi daun rata (integer) dan daun berwarna hijau.




BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa daun memiliki kelangkapan masing-masing. Daun yang lengkap atau daun sempurna apabila daun memiliki tiga aspek kelengkapan yaitu tangkai daun (petiolus), upih atau pelepah (vagina) dan helaian daun (lamina). Sedangkan daun yang tidak lengkap atau tidak sempurna adalah daun yang tidak memiliki tiga aspek kelengkapan tadi misalnya daun bertangkai yang hanya terdiri dari tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), daun berupih yang hanya terdiri dari upih atau pelepah daun (vagina) dan helaian daun (lamina), daun yang hanya terdiri dari helaian daun (lamina) saja dan daun yang hanya terdiri dari tangkai daun (petiolus) saja.
Pada praktikum kali ini ada beberapa daun yang digolongkan sebagai daun lengkap yaitu talas pelangi (Caladium bicolor), kelapa (Cocos nucifera), bambu (Bambusa sp) dan jagung (Zea mays). Sedangkan daun bertangkai adalah daun Tomat (Solanum lycopersicum), daun Mawar (Rosa sp), Eforbia (Euphorbia milli) dan cemara kipas (Thuja orientalis). Dan yang termasuk daun berupih adalah daun Bawang (Allium fistolosum).


DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB

Mulayni, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius.

Rosanti, Dwi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : GMU Press

Amprasto. 2009. Daun. Web: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196607161991011-AMPRASTO/bahan_kuliah/e-learningantum/daun_(11).pdf Diakses pada Rabu, 02 Desember 2015 pukul 23:39 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Morfologi Tumbuhan Modifikasi Batang

LAPORAN PRAKTIKUM MODIFIKASI PADA BATANG (CAULIS) Nama           : Rizki Suhertini NIM             : 14222153 Dosen...