LAPORAN PRAKTIKUM
BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM)
Nama : Rizki Suhertini
NIM : 14222153
Dosen Pengampu
:
Ike Apriani, M.Si
Asisten :
Abdul Roni
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagian
tumbuhan yang umumnya berwarna hijau, dapat dikonsumsi sebagai sayur-sayuran
dan dapat memberi manfaat bagi kita yang mengkonsumsinya lebih sering dikenal dengan
nama daun (folium). Tidak hanya berperan bagi kita, tetapi daun juga
memiliki fungsi dan peran penting untuk melangsungkan kelangsungan hidup
tumbuh-tumbuhan itu sendiri.
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat
pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh
tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya daun dinamakan
buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut
antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla) (Tjitrosoepomo,
2005).
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna
hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau
dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempat tumbuh-tumbuhan
nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas,
akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh
warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo,
2005).
Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom.
Namun, dikenal juga istilah hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keping biji),
profil dan lain-lain. Daun hijauberfungsi khusus utnuk fotosintesis dan
biasanya terbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperileh sinar matahari dan
gas CO2 (Hidayat, 1995).
Katafil adalah sisik pada tunas atau batang dibawah
tanah dan berfungsi sebagai pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan.
Daun pertama pada cabang lateral disebut prophlly, pada monokotil hanya
ada satu helai prophlly, pada dikotil hanya ada dua helai. Hipsofil
berupa berbagai jenis brake yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai
pelindung. Kadang-kadang hipsofil berwarna cerah dan berfungsi serupa dengan
mahkota bunga. Kotiledon merupak daun pertama pada pertama (Hidayat, 1995).
Pada dasarnya daun tidak dapat dianggap remeh, karena
daun itu sendiri memiliki bagian-bagian yang sangat banyak dan bentuk yang
bermacam-macam. Sehingga yang melatar belakangi praktikum kali ini adalah untuk
mengetahui bagian-bagian daun dan bentuk daun tersebut.
B. Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum Morfologi Tumbuhan mengenai Bagian-Bagian Daun adalah sebagai berikut :
1. Mengenal bagain-bagian daun dengan bagian-bagian
tumbuhannya.
2. Membedakan bagain-bagian daun dengan
bagian-bagian tumbuhannya.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Pengertian dan Fungsi Daun
Daun
merupakan organ yang pertumbuhannya terbatas dan pada umumnya simetris
dorsiventral. Pipihnya daun berkaitan dengan fungsinya dalam fotosintesis,
karena dengan bentuk daun demikian maka luas daun yang terekspose sinar
matahari bisa lebih luas. Daun yang dorsiventral tidak diragukan lagi hasil
evolusi yang sangat panjang, akan tetapi faktor-faktor ontogenetik yang
mengatur sifat tersebut belum diketahui (Amprasto, 2009).
Daun
tumbuhan berbunga beragam bentuk dan ukurannya. Daun ada yang berukuran beberapa
milimeter sampai lebih dari 6 kaki pada beberapa palem dan pisang; diameter
daun lili air raksasa ada yang mencapai lebih dari 6 kaki.
Daun
pada kebanyakan tumbuhan vaskuler merupakan organ fotosintetik utama walaupun
batang hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk-bentuk daun sangat bervariasi
namun biasnya terdiri atas sebuah helaian pipih dengan satu tangkai daun yang
menyambungkan daun ke batang pada nodus. Monokotil dan dikotil berbeda dalam
susunan urat daun, jaringan vaskuler pada daun. Sebagaian besar monokotil
memiliki urat daun utama yang paralel di sepanjang halaian daun. Dikotil biasanya
memiliki jejaringan urat daun utama yang bercabang-cabang (Campbell dkk, 2008).
Dalam
mengidentifikasi angiospermae berdasarkan struktur para ahli taksonomi terutama
bergantung pada morfologi bunga, namun mereka juga menggunakan variasi
morfologi daun misalnya bentuk daun, pola percabangan urat daun dan susunan
spasial daun (Campbell dkk, 2008).
Bentuk
daun yang tipis melebar, warna hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke
atas itu memang sudah selaras dengan c
Tumbuhan
mengambil zat-zat makan dari lingkungannya dan zat yang diambil (diserap)
adalah zat-zat yang bersifat anorganik. Air beserta garam-garam diambil dari
tanah oleh akar tumbuhan, sedangkan gas asam arang (CO2) yang
merupakan zat makanan pula bagi timbuhan diambil dari udara melalui celah-celah
yang halus yang disebut mulut daun (stomata) masuk ke dalam daun. Pengelolaan
zat anorganik menjadi zat organik ini dilakukan oleh daun (sesungguhnya zat
hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari. Proses ini disebut
dengan asimilasi (Tjitrosoepomo, 2005).
Struktur luar dan dalam
daun berkaitan dengan perannya dalam proses fotosintesis dan transpirasi. Dan
biasanya rata dan tipis sehingga mempermudah masuknya sinar matahari ke dalam
sel. Luasnya permukaan daun juga memungkinkan terjadinya pertukaran gas
(Mulyani, 2006).
B. Bagian Daun
Daun yang lengkap mempunyai upih daun atau
pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
Contohnya pohon pisang (Musa paradisiaca L.). Kebanyakan tumbuhan
mempunyai daun, yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut.
Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap (Tjitrosoepomo, 2005).
Upih daun atau pelepah daun (vagina) merupakan
bagain daun atau memeluk batang yang berfungsi sebagai pelindung kuncup yang
masih muda seperti pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.), dan memberi kekuatan pada batang tanaman.
Dalam hal ini upih daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak
bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih daun (Tjitrosoepomo, 2005).
Tangkai daun (petiolus) merupakan bagian daun
yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian pada posisi
sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari yang
sebanyak-banyaknya. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas
agak pipih dan menebal pada pangkalnya (Tjitrosoepomo, 2005).
Jika pada daun majemuk memiliki tiga struktur yaitu
ibu tangkai daun (petiolus communis), anak daun (foliolum) dan
tangkai anak daun (petiololus). Ibu tangkai daun merupakan struktur tangkai
daun yang paling besar, yang langsung duduk pada batang. Anak-anak daun
merupakan helaian daun yang terbagi-bagi menjadi beberapa helaian yang kecil.
Setiap helaian yang kecil didukung oleh tangkai-tangkai kecil yang disebut
tangkai anak daun. Ibu tankai daun (petiolus communis) merupakan tempat
melakatnya anak daun dan tangkainya. Tangkai anak daun (foliolum)
merupakan tempat melakatnya anak daun, umumnya berukuran pendek, hampir tidak
terlihat (Rosanti, 2013).
Helain daun (lamina) terkadang digunakan orang
untuk memperoleh kepastian mengenai jenis tumbuhan yang dihadapi untuk dikenal.
Sifat-sifat daun yang perlu diperhatikan adalah bangunnya, ujungnya,
pangkalnya, susunan tulang-menulangnya, tepinya dan daging daunnya serta
permukaan atas maupun bawah daun (Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), susunan daun yang tidak lengkap dapat dilihat
dari beberapa kemungkinan diantaranya :
1.
Hanya
terdiri atas tangkai dan helaian saja. Lazimnya disebut daun bertangkai.
Susunan daun yang demikian itulah yang banyak ditemukan. Contohnya nangka (Artocarpus
integra Merr) dan mangga (Mangifera indica L.).
2.
Daun
terdiri atas upuh dan helaian, daun yang demikian disebut daun berupih atau
daun berpelepah seperti pada tumbuhan suku rumput misalnya padi (Oryza
sativa).
3.
Daun
hanya terdiri dari atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai. Sehingga
helaiannya langsung melekat atau duduk pada batang. Daun ini dengan susunan
seperti ini dinamakan daun duduk (Sessilis).
4.
Daun
yang hanya terdiri atas tangkai saja dan dlam hal ini tangkai biasanya menjadi
pipih menyerupai helaian dain, jadi merupakan delaian daun semu atau palsu yang
dinamakan flodia contohnya Acacia auriculiformis A.Cunn.
C. Bangun (bentuk) Daun (Circumscriptio)
1. Bagian Yang Terlebar Berada di Tengah-tengah
Helaian Daun
Menurut Tjitrosoepomo (2005), bangun daun seperti ini ditemukan beberapa
kemungkinan yaitu :
a. Bulat atau bundar (orbicularis) jika
panjang : lebar = 1:1.
b. Bangun perisai (peltatus), daun yang
biasanya bangun bulat mempunyai tangkai daun yang tertanam pada pangkal daun
melainkan pada bagian tengah helaian daun misalnya pada teratai besar.
c. Jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu
jika perbandingan panjang : lebar = 1½-2 : 1 seperti pada daun nangka.
d. Memanjang (oblongatus) jika panjang :
lebar = 2 ½-3 : 1 misalnya daun srikaya (Annona squamosa L.)
e. Bangun lanset (lanceolatus) jika panjang
: lebar = 3-5 : 1 misalnya daun kamboja (Plumiera acuminata Ait)
2. Bagian yang Tarlebar di Bawah Tengah-tengah
Helaian Daun
a. Bangun bulat telur sunsang (obovatus)
yaitu bulat seperti telur tetapi bagian yang terlebar terdepat dekat ujung
daun.
b. Bagnun jantung sunsang (obcordatus) misalnya
daun sidaguri.
c. Bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus)
misalnya anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl).
d. Bagun sudip atau bangun spatel atau solet (spathulatus)
seperti bangun bulat telur terbalik tetapi bagian bawahnya memanjang.
3. Tidak Ada Bagian yang Terlebar atau dari
Pangkal Sampai Ujung Hampis Sama Lebar
a. Bangun garis (linearis), pada penampang
melintangnya pipih dan daun amat panjang.
b. Bangun pita (ligulatus) serupa daun
bangun garis tetapi lebih panjang lagi.
c. Bangun pedang (ensiformis) seperti
bangun garis tetapi daun tebal di bagian tengah dan tipis kedua tepinya.
d. Bangun paku atau dabus (subulatus),
bentuk daun hampir silinder, ujungnya runcing dan seluruh bagian kaku.
e. Bangun jarum (acerosus) yang serupa
dengan bangun paku, lebih kecil dan meruncing panjang.
D. Ujung Daun (Apex Folii)
Menurut Tjitrosoepomo (2005), ujung daun dapat memperlihatkan
bentuk yang beraneka rupa diantanya :
1. Runcing (acutus), jika kedua tepi daun
dari kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan
pertemuannya pada puncak dan membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari
90˚).
2. Meruncing (acuminatus) seperti pada
ujung runcing tetapi titik pertemuan kedua tapi daunnya jauh lebih tinggi dari
dugaan hingga ujung daun nampak sempit, oanjang dan runcing. Contohnya daun
sirsak (Annona muricata L.).
3. Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula
msih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga
jumpa pada daun bangun bulat terlur terbalik, contohnya pada sawo kecik (Manilkara
kauki Dub.).
4. Membulat (rotundatus) ujung yang tumpul
tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur contohnya daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.), daun
teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce).
5. Rompang (truncatus) ujung daun membentuk
garis yang rata contohnya anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.),
daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.).
6. Terbelah (retusus) ujung daun yang membentuk
lekukan contohnya daun sidaguri (Sida retusa L.).
7. Berduri (mucronatus) ujung daun yang
ditutup dengan suatu bagian yang runcing ke atas merupakan suatu duri contohnya
daun nenas seberang (Agave sp).
E. Pangkal Daun (Basis Folii)
Menurut Tjitrosoepomo (2005), pangkal daun (Basis Folii) dapat
dibedakan menjadi runcing (acutus), meruncin (acuminatus), tumpul
(obtusus), membulat (rotundatus), rompang atau rata (truncatus)
dan berlekuk (emarginatus).
F. Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venatio)
Menurut Tjitrosoepomo (2005), melihat
arah tulang-tulang cabang yang besar pada helai daun, susunan tulangnya dapat
dibedakan menjadi :
- Daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mirip sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu disebut bertulang menyirip. contohnya terdapat pada daun mangga (Mangifera indica L.).
- Daun-daun yang bertulang menjari (palminervis) merupakan tipe tulang daun yang memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan (dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar). daun dengan susunan tulang menjari umumnya hanya terdapat pada tumbuhan berbiji belah (Dicolyledoneae). Contonya pada pepaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus communis L.) dan Kapas (Gossypium sp).
- Daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis). Tipe daun ini mempunyai beberapa tulang yang besar, satu ditengah yaitu yang paling besar, sedangkan lainnya mengikuti jalannya tepi daun (memencar kemudian kembali menuju ke satu arah ke ujung daun). Tipe susunan tulang daun ini umumnya dijumpai pada tumbuhan berbiji tunggal (monocotyledoneae), misalnya pada genjer (Limnocharis flava Buch), gadung (Dioscorea hispida Dennst).
- Daun-daun yang bertulang sejajar (rectinervis) biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita yang mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulang. Tipe susunan tulang daun yang demikian lazimnya terdapat pada tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya semua jenis rumput (Gramineae), teki-tekian (Cyperaceae).
G. Tepi Daun (Margo Folii)
Dalam
garis besarnya tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam yaitu yang rata (integer)
dan yang bertoreh (divisus) (Tjitrosoepomo, 2005).
1. Tepi Daun dengan Toreh yang Merdeka
Menurut Tjitrosoepomo (2005), tepi daun dengan toreh yang
merdeka banyak pula ragamnya diantaranya adalah :
a. Bergerigi (serratus), jika sinus dan angulus
sama lancipnya misalnya daun lantana ( Lantana camara L.) .
b. Bergerigi ganda atau rangkap (bisseratus),
yaitu tepi daun seperti diatas, tetapi
angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi
lagi.
c. Bergerigi (dentatus), jika sinus tumpul sedangkan angulusnya lancip misalnya daun beluntas (Pluchea
indica Less).
d. Beringgit (crenatus), kebalikannya bergigi. Jadi sinusnya tajam dan
angulusnya yang tumpul misalnya daun
cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers)
e. Berombak (repandus), jika sinus dan angulus sama-sama tumpul contohnya daun air
mata pengantin (Antigonon leptopus Hook
et Arn)
2. Tepi Daun dengan Toreh-toreh yang Mempengaruhi
Bentuknya
Menurut Tjitrosoepomo (2005), berdasarkan dalamnya torehan
pada tepi daun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu berlekuk (lobatus), bercangap (fissus),
dan berbagi (partitus)
sehingga tepi daun dapat dibedakan berdasarkan tepinya yaitu :
a. Berlekuk menyirip (pinnatilobus), jika tepi
berlekuk mengikuti susunan tulang daun yang menyirip contohnya daun terong
(Solanum melongena L.).
b. Bercangap menyirip (pinnatifidus), tepi bercangap, sedang daunnya mempunyai
susunan tulang yang menyirip. Contonya daun keluwih (Artocarpus
communis Forst).
c. Berbagi menyirip (pinnatipartitus), tepi
berbagi dengan susunan tulang yang menyirip misalnya daun kenikir (Cosmos
caudatus M.B.K).
d. Berlekuk menjari (palmatilobus), tepi berlekuk,
susunan tulang menjari. Misalnya jarak pagar (Jatropha corcos L.).
e. Bercangap menjari (palmatefidus), jika tepinya
bercangap sedang susunan tulangnya menjari. Contohnya daun jarak ( Ricinus
communis L.)
f. Berbagi menjari (palmatipartitus), yaitu jika
tepi berbagi sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menjari.
H. Daging Daun (Intervenium)
Daging
daun ialah bagian daun yang terdapat antara tulang-tulang daun dan urat-urat
daun. Dibagian ini zat-zat yang diambil dari luar diubah dijadikan zat-zat yang
sesuai dengan keperluan kehidupan tumbu-tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), tebal atau tipisnya helaian dau
pada hakekatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging daun. Bertalian
dengan sifat ini dibedakan daun yang :
1. Tipis seperti selaput (membranaceus) contohnya
daun paku selaput,
2. Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis
tetapi sukup tegar.
3. Tipis lunak (herbaceus) misalnya daun selada air (Nasturtium
offcinale R. Br)
4. Seperti parkemen (perkamentus), tipis tetapi
cukup kaku misalnya daun kelapa (Cocos nucifera).
5. Seperti kulit atau belulang (coriaceus) yaitu
jika helaian daun tebal dan kaku.
6. Berdaging (carnosus) yaitu jika tebal dan
berair misalnya daun lidah buaya (Aloe sp).
I.
Permukaan
Daun
Pada
umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berbeda, biasanya sisi atas tampak
hijau, licin ata mengkilat jika dibangingkan dengan sisi bawah daun.
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa
sisik-sisik, rambut-rambut, duri dan lain-lain (Tjitrosoepomo, 2005).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), permukaan daun dapat dibedakan
menjadi :
1. Licin (leavis), dalam hal ini permukaan daut
dapat kelihatan mengkilat (nitidus), suram (opacus) dan
berselaput lilin (prionosus)
2. Gundul (glober) misalnya dau jambu air (Eugenia
aquea Burm.).
3. Kasap (scaber) misalnya daun jati (Tectona
grandis L.)
4. Berkerut (rugosus) misalnya daun jambu biji (Psidium
guajava)
5. Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut
tetapi kerutannya lebih besar.
6. Berbulu (pilosus) jika bulu halus dan
jarang-jarang misalnya daun tembakau (Nicotania tabacum G. Don).
7. Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu
sedemikian rupa sehingga jika diraba terasa seperti laken atau beludru.
8. Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan
jika diraba terasa kasar.
9. Bersisik (lepidus) misalnya sisi bawah daun
durian (Durio zibethinus Murr).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Waktu Praktikum Morfologi Tumbuhan tentang
Bagian-Bagian Daun (Folium) dilaksanakan pada hari Rabu, pada tanggal 18
November 2015 pukul 10.30-12.00 WIB. Di Laboratorium Fisika Universitas Islam Negeri
(UIN) Raden Fatah Palembang.
B. Alat dan Bahan
1. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah lup, mikroskop
binokuler, pensil warna dan mistar.
2. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan adalah daun Bambu (Bambusa
sp) daun Jagung (Zea mays), daun Cemara Kipas (Thuja orientalis),
daun Bawang (Allium fistulosum), daun
Kelapa (Cocos nucifera), Talas Pelangi (Caladium bicolor),
daun Tomat (Solanum lycopersicum), daun Mawar (Rosa sp) dan
Eforbia (Euphorbia milli).
C. Cara Kerja
Bahan yang akan diamati bagian-bagian daunnya adalah daun
Bambu (Bambusa sp), daun Jagung (Zea mays), daun Cemara Kipas (Thuja
orientalis), daun Bawang (Allium fistolosum), daun Kelapa (Cocos nucifera), Talas Pelangi
(Caladium bicolor), daun Tomat (Solanum lycopersicum), daun Mawar
(Rosa sp) dan Eforbia (Euphorbia milli). Lalu hasilnya
dibandingkan dari semua bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut.
Setelah dapat menentukan bagian-bagian dari setiap daun
tersebut maka gambar daun tersebut dan tunjukan bagian-bagiannya seperti vagina,
petiolus dan lamina.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1.
Pengamatan Bagian-bagian Daun
|
No
|
Nama Daun dan Gambar Daun
|
Keterangan
|
|
1.
|
Daun Tomat
(Solanum lycopersicum)
|
1. Jenis daun : Daun Bertangkai
2. Bangun daun : Jorong (ovalis)
3. Pangkal daun : Membulat (rontundatus)
4. Ujung daun : Meruncing (acuminatus)
5. Daging daun : Tipis seperti kertas (papyraceus)
6. Pertulangan daun : Menyirip.
7. Warna daun : Hijau
8. Permukaan daun : Berbulu (pilosus)
9. Tepi daun : Bertoreh (divisus)
|
|
2.
|
Mawar
(Rosa sp)
|
1. Jenis daun : Daun Bertangkai
2. Bangun daun : Jorong (ovalis)
3. Pangakal daun : Membulat (rontundatus)
4. Ujung daun : Meruncing (acuminatus)
5. Daging daun : Tipis seperti kertas (papyraceus)
6. Pertulangan daun : Menyirip.
7. Warna daun : Hijau
8. Permukaan daun : Berbulu (pilosus)
9. Tepi daun : Bertoreh (divisus)
|
|
3.
|
Daun Eforbia
(Euphorbia milli)
|
1. Jenis daun : Daun Bertangkai
2. Bangun daun : Memanjang (oblongus)
3. Pangkal daun : Membulat (rontundatus)
4. Ujung daun : Terbelah (retusus)
5. Daging daun : Berdaging (carnosus)
6. Pertulangan daun : Menyirip.
7. Warna daun : Hijau
8. Permukaan daun : Berkerut (rugosus)
9. Tepi daun : Rata (integer)
|
|
4.
|
Daun Bawang
(Allium fistulosum
)
|
1. Jenis daun : Daun Berupih
2. Bangun daun : Bangun pita (ligulstus)
3. Pangkal daun : Rata (truncatalis)
4. Ujung daun : Runcing (acutus)
5. Daging daun : Tipis seperti lunak (herbaceus)
6. Pertulangan daun : Sejajar (rectinervis)
7. Warna daun : Hijau
8. Permukaan daun : Licin (leavis)
9. Tepi daun : Rata (integer)
|
|
5.
|
Talas
Pelangi
(Colcousia
esculenta)
|
1. Jenis daun : Daun Sempurna
2. Bangun daun : Perisai (peltatus)
3. Pangkal daun : Terbelah atau
berlekuk (emarginatus)
4. Ujung daun : Meruncing (acuinatus)
5. Daging daun : Tipis seperti kertas (papyraceus)
6. Pertulangan daun : Melengkung (carvinervis)
7. Warna daun : Hijau, kemerahan
8. Permukaan daun : Licin (leavis)
9. Tepi daun : Rata (integer)
|
|
6.
|
Cemara
Kipas
(Casuarina
equisatifolia)
|
1. Jenis daun : Daun Bertangkai
2. Bangun daun : Jarum (acerosus)
3. Pangkal daun : Tidak diketahui
4. Ujung daun : Tidak diketahui
5. Daging daun : Berdaging (cornosus)
6. Pertulangan daun : Menjari (palminervis)
7. Warna daun : Hijau.
8. Permukaan daun : Bersisik (lepidatus)
9. Tepi daun : Bertoreh (divisus)
|
|
7.
|
Daun
Kelapa
(Cocos
nucifera)
|
1. Jenis daun : Daun Sempurna
2. Bangun daun : Bangun Pita (ligulstus)
3. Pangkal daun : Rata (truncatalis)
4. Ujung daun : Runcing (acutus)
5. Daging daun : Kaku (perkamenteus)
6. Pertulangan daun : Sejajar (rectinervis)
7. Warna daun : Hijau.
8. Permukaan daun : Licin (leavis)
9. Tepi daun : Rata (integer)
|
|
8.
|
Daun
Bambu
(Bambusa
sp)
|
1. Jenis daun : Daun Sempurna
2. Bangun daun : Memanjang (acuminatus)
3. Pangkal daun : runcing (acutus).
4. Ujung daun : Runcing (acutus)
5. Daging daun : Tipis seperti kertas (papyraceus)
6. Pertulangan daun : Sejajar (rectinervis)
7. Warna daun : Hijau.
8. Permukaan daun : Berbulu (pilosus)
9. Tepi daun : Rata (integer)
|
|
9.
|
Daun
Jagung
(Zea
mays)
|
1. Jenis daun : Daun Sempurna
2. Bangun daun : bangun pita (ligulstus)
3. Pangkal daun : tumpul (obtosus)
4. Ujung daun : Runcing (acutus)
5. Daging daun : Tipis seperti kertas (papyraceus)
6. Pertulangan daun : Sejajar (rectinervis)
7. Warna daun : Hijau.
8. Permukaan daun : Berbulu (pilosus)
9. Tepi daun : Rata (integer)
|
B. Pembahasan
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan
pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya
terdapat pada batang saja berfungsi sebagai alat untuk proses resorbsi, asimilasi, transpirasi
dan respirasi pada tumbuhan itu sendiri (Tjitrosoepomo, 2005).
Praktikum kali ini akan mengamati
sembilan jenis daun dengan aspek pengamatan janis daun, bangun daun, pangkal
daun, ujung daun, daging daun, pertulangan daun, warna daun, permukaan daun dan
tepi daun. Daun yang akan diamati adalah
daun Bambu (Bambusa
sp) daun Jagung (Zea mays), daun Cemara Kipas (Casuarina
equisatifolia), daun Bawang (Allium fistolosum), daun Kelapa (Cocos nucifera), Talas Pelangi
(Colocausia esculanta), daun Tomat (Solanum lycopersicum), daun
Mawar (Rosa sp) dan Eforbia (Euphorbia milli).
Daun yang pertama yang akan dibahas adalah daun Tomat (Solanum
lycopersicum). Daun Tomat termasuk jenis daun bertangkai yaitu daun yang hanya
memiliki tangkai dan daun saja. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo
(2005), mengungkapkan bahwa daun bertangkai adalah daun yang hanya terdiri atas
tangkai dan helainya saja.
Bangun daun Tomat adalah jorong (ovalus) dengan
perbandingan 1:2. Pangkal daunnya
membulat (rontundatus), ujung daunnya yang meruncing (acuminatus),
daging daun yang tipis seperti
kertas (papyraceus) dengan pertulangan daun yang menyirip. Warna dari daun itu sendiri
adalah berwarna hijau, permukaan daunnya nampak berbulu (pilosus) dan
tepi daunnya bertoreh (divisus).
Daun kedua yang diamati adalah daun Mawar (Rosa
sp) yang termasuk daun bertangkai karena hanya terdiri dari tangkai dan helai
daun saja. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo (2005), mengungkapkan
bahwa daun bertangkai adalah daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helainya
saja.
Bangun daun Mawar adalah jorong (ovalis), pangkal
daunnya membulat (rontundatus), dan ujung daunnya meruncing (acuminatus).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), daun meruncing
jika pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh
lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing.
Mawar memiliki daging daun yang tipis seperti kertas (papyraceus),
pertulangan daunnya menyirip dengan warna daunnya hijau, permukaan daun
yang berbulu (pilosus) dan tepi daun yang bertoreh (divisus).
Daun yang ketiga adalah daun Eforbia (Euphorbia
milli) yang termasuk jenis daun bertangkai karena hanya terdiri dari
tangkai dan helaian saja. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo (2005), mengungkapkan
bahwa daun bertangkai adalah daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helainya
saja.
Bangun dari
daun Eforbia adalah memanjang (oblongus) dengan pangkal daun yang membulat (rontundatus)
dan ujung daun yang tampak terbelah (retusus) jika diamati lebih
rinci. Daging daunnya termasuk daun yang berdaging (carnosus) karena
tebal dan berair. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo (2005), mengungkapkan
bahwa daun yang berdaging jika daunnya tebal dan berair.
Mawar memiliki pertulangan daun yang menyirip dengan
daunnya yang berwarna hijau, permukaan daun yang berkerut (rugosus) dan tepi daunnya yang rata (integer).
Daun yang keempat adalah daun Bawang (Allium
fistulosum) yang termasuk jenis daun berupih atau berpelepah karena hanya
terdiri dari helai dan upih saja. Hal
ini sesuai dengan Tjitrosoepomo (2005), mengungkapkan bahwa daun berupih
atau berpelepah adalah jika daun terdiri atas upih dan helaian saja.
Bangun daun yang dimiliki oleh daun Bawang adalah bangun
pita (ligulstus) karena bentuknya yang panjang dan jika dari penampang
melintangnya pipih nampak seperti pita, pangkal daun dari daun ini adalah rata (truncatalis)
dengan ujung daun yang runcing (acutus).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), daun runcing
jika kedua tepi daun kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke
atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih
kecil dari 90˚).
Daun Bawang miliki daging daun tipis seperti
lunak (herbaceus), bertulangan daun sejajar (rectinervis), daunnya
yang berwarna hijau, permukaan daunnya licin (leavis) dan tepi daunnya rata (integer).
Daun yang kelima adalah daun talas pelangi (colocausia
esculanta) yang termasuk jenis daun sempurna karena terdiri atas helaian,
tangkai dan pelapah atau upih. Hal ini sesuai dengan Tjitrosoepomo
(2005), mengatakan bahwa daun sempurna adalah daun yang terdiri upih atau
pelepah, tangkai dan helaian daun.
Talas Pelangi memiliki bangun daun perisai (peltatus),
pangkal daun terbelah atau berlekuk (emarginatus),
ujung daun yang meruncing (acuinatus), daging daun tipis seperti
kertas (papyraceus), pertulangan daun melengkung (carvinervis), permukaan
daun licin (leavis), tepi daunnya rata (integer) dan mimiliki dua
warna yaitu warna hijau dan kemerahan pada tengah daun.
Daun keenam adalah daun Cemara Kipas (Casuarina
equisatifolia) yang termasuk jenis daun bertangkai karena terdiri dari
tangkai dan helai daun. Bangun daunnya jarum (acerosus) kerena serupa
bangun paku yang lebih kecil dan meruncing panjang. Pangkal daun dan ujung
daunnya tidak diketahui. Daunnya yang berdaging (cornosus), tepi daunnya
bertoreh (divisus), pertulangan daun yang menjari (palminervis) dan
permukaan daun bersisik (lepidatus) serta tentunya daunyang berwarna
hijau.
Daun yang ketujuh adalah daun Kelapa (Cocos nucifera)
yang memiliki daun yang sempurna karena terdiri dari helai, tangkai dan upih. Bangun
daunnya berbentuk pita (ligulstus), pangkal daunnya rata (truncatalis),
ujung daunnya runcing (acutus), daging daunnya kaku (perkamenteus),
pertulangan daun yang sejajar (rectinervis), permukaan daunnya licin
(leavis), tepi daunnya rata (integer) dan daun yang berwarna
hijau.
Daun yang kedelapan adalah daun Bambu (Bambusa
sp) yang memiliki daun yang sempurna karena memiliki helaian, tangkai dan
pelepah daun. Bangun daunnya memanjang (acuminatus)
dengan pangkal dan ujung daun yang runcing (acutus), daging daunnya tipis seperti kertas (papyraceus) dengan
pertulangan daun yang sejajar (rectinervis), permukaan daunnya berbulu (pilosus),
tepi daun rata (integer) dan warna daunnya yang hijau.
Daun yang terakhir adalah daun Jagung (Zea mays) dengan
daun sempurna karena memiliki helaian, tangkai dan pelepah daun. Bangun daunnya
berbentuk bangun pita (ligulstus), pangkal daunnya tumpul (obtosus), ujung
daun yang runcing (acutus) , daging daun yang tipis seperti kertas (papyraceus),
pertulangan daun sejajar (rectinervis), permukaan daun berbulu (pilosus),
tepi daun rata (integer) dan daun berwarna hijau.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini kita dapat
menarik kesimpulan bahwa daun memiliki
kelangkapan masing-masing. Daun yang lengkap atau daun sempurna apabila daun
memiliki tiga aspek kelengkapan yaitu tangkai daun (petiolus), upih atau
pelepah (vagina) dan helaian daun (lamina). Sedangkan daun yang
tidak lengkap atau tidak sempurna adalah daun yang tidak memiliki tiga aspek
kelengkapan tadi misalnya daun bertangkai yang hanya terdiri dari tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamina), daun berupih yang hanya terdiri dari upih
atau pelepah daun (vagina) dan helaian daun (lamina), daun yang
hanya terdiri dari helaian daun (lamina) saja dan daun yang hanya terdiri dari
tangkai daun (petiolus) saja.
Pada praktikum kali ini ada beberapa
daun yang digolongkan sebagai daun lengkap yaitu talas pelangi (Caladium bicolor), kelapa (Cocos
nucifera), bambu (Bambusa sp) dan jagung (Zea mays). Sedangkan
daun bertangkai adalah daun Tomat (Solanum lycopersicum), daun Mawar (Rosa
sp), Eforbia (Euphorbia milli) dan cemara kipas (Thuja orientalis).
Dan yang termasuk daun berupih adalah daun Bawang (Allium fistolosum).
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2008. Biologi. Jakarta
: Erlangga.
Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan
Berbiji. Bandung : ITB
Mulayni, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan.
Yogyakarta : Kanisius.
Rosanti, Dwi. 2013. Morfologi Tumbuhan.
Jakarta : Erlangga.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta : GMU Press
Amprasto. 2009. Daun. Web: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196607161991011-AMPRASTO/bahan_kuliah/e-learningantum/daun_(11).pdf Diakses pada Rabu, 02 Desember 2015 pukul
23:39 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar